Basecamp Diklatsar UINSA Diberi Police Line
Dua Mahasiswa Tewas Saat Ikuti Diklatsar PA
Surabaya (kabarsuramadu.com) - Police Line atau garis polisi dipasang membentang dimana lokasi dua
mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tewas saat
menjalani Pendidikan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Pecinta Alam, Sabtu
(17/10/2015) sore.
Korban meninggal saat mengikuti diklatsar atas
nama Yudi Akbar Rizky (18), warga Sukolilo Park Regensi Kav 1/16, Kota
Surabaya, dan Lutfi Rahmawati (19), beralamatkan di Jalan Barata Jaya
Kav 7/41, Kota Surabaya. Sedang korban menjalani perawatan intensif,
atas nama Nur Fadilah (19), beralamatkan di Jalan Bulak Banteng, Kota
Surabaya.
"Di sini lokasi pos induk, kita pasang police line
untuk keperluan penyelidikan," ungkap Kapolsek Pagak AKP Farid Fathoni,
Minggu (18/10/2015) siang saat memimpin jalanya olah tempat kejadian
perkara di lokasi.
Indentifikasi di TKP, melibatkan langsung Tim
Inavis Satuan Reserse dan Kriminal Polres Malang. Petugas, juga
menentukan di titik mana Yudi ditemukan tak bernyawa saat di pos induk.
"Ini tadi dilakukan olah TKP bersama Tim Identifikasi Polres Malang.
Mulai dari pos induk dan tebing merdeka lokasi kegiatan turut disasar
tim identifikasi untuk mengungkap penyebab pasti kematian korban," papar
Farid.
Dugaan sementara, korban meninggal akibat kelelahan usai mengikuti rangkaian materi diklat.
Sementara
itu, Kepala Resort Pemangku Hutan Rejosari, Sukiat menambahkan, garis
polisi dipasang dimana letak pos induk berada. Pos induk merupakan
tempat semua peserta berkumpul, sebelum melakukan segala kegiatan.
"Pos induk memang harus disini Petak 9C, sudah prosedurnya seperti itu," tambahnya.
Sukiat
melanjutkan, dua mahasiswa tewas saat mengikuti Diklatsar berada di
area Wana Wisata Sumuran RPH Rejosari, Dusun Bekur, Desa Sumberejo,
Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. "Diklatsar di sumuran ini sering
dipakai mahasiswa para pecinta alam," pungkasnya.
Lokasi Diklatsar Rawan Longsor
Wana Wisata Sumuran Resort Pemangkuhan Hutan Rejosari di Dusun
Bekur, Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, punya luas
lahan sekitar 800 hektar.
Lokasi inilah yang kerap dijadikan Pendidikan dan Latihan Dasar
(Diklatsar) bagi pecinta alam diseluruh Jawa Timur. Seperti apa kondisi
alam tempat Diklatsar Mahasiswa UINSA yang merenggut dua nyawa tersebut?
Lokasi
Wana Wisata Sumuran, berada di Malang bagian selatan. Dikawasan ini,
cukup banyak lembah dan hutan belantara yang masih alami. Termasuk,
salah satu medan terbaik bagi penghobi olahraga panjat tebing untuk
memacu adrenalin.
Dalam sebulan terakhir, ada empat kegiatan di
lokasi Wana Wisata Sumuran. Kepala Resort Pemangkuhan Hutan Rejosari,
Sukiat, Minggu (18/10/2015) siang memaparkan, salah satu kegiatan
Diklatsar itu berasal dari mahasiswa pecinta alam Universitas Islam
Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya.
Sukiat tidak mengetahui pasti
mengapa wilayah kerjanya dengan luas 800 hektare ini dijadikan tempat
favorit bagi anggota baru mahasiswa pecinta alam. "Mereka pasti punya
alasan dan tujuan sendiri. Yang pasti lokasi diklatsar ini masih alami,"
terang Sukiat.
Kata dia, pada saat proses perijinan untuk
menggunakan wilayah kerjanya, sudah ditekankan agar mematuhi aturan yang
diberlakukan. Aturan baku itu salah satunya adalah, tidak sembarangan
bermain api dan harus membuka basecamp dan dilarang memanjat tebing
karena rawan longsor di Petak 9C.
"Poskonya harus disini (Petak 9C,red). Tebing disini rawan longsor," jelas Sukiat yang sudah menjabat selama lima tahun ini.
Khusus
mahasiswa UINSA, lanjunya, ijin kegiatan diklatsar mulai tanggal 14
Oktober 2015 sampai 18 Oktober 2015. Panitia diklatsar mengaku akan
menggelar beberapa agenda yang tujuannya untuk pendidikan dan pelatihan
dasar.
"Sebenarnya hari ini terakhir, rangkaian kegiatannya ya semacam pendidikan dasar begitu," bebernya.
Secara
geografis, lokasi diklatsari UINSA ini dibawa pengawasan RPH Rejosari.
Karakteristik medanya adalah, perbukitan yang banyak ditanami pohon jati
dan sono. Namun, akibat kemarau panjang tahun ini, suasana disekitar
lokasi diklatsar kering.
"Disini banyak tanaman jati, daerahnya berlembah. Kalau kemarau seperti ini juga susah air," tutur Sukiat.
Yang
menarik, kegiatan Diklatsar Mapala UINSA ini tidak sendirian dilokasi.
Bersamaan, mahasiswa pecinta alam dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Malangkucecwara, juga mengadakan kegiatan yang sama. Beberapa mahasiswa
mengaku tengah menggelar Diklat sejak Kamis (14/10/2015), kemarin.
"Ini
sudah upacara penutupan. Bagi kami sudah jadi acara tahunan untuk
Diklat disini," ucap seorang mahasiswi mengaku panitia dari kegiatan
itu.
Karena lokasinya yang masih alami, Pada 23 Oktober 2015
nanti, akan ada Diklat serupa yang diadakan mahasiswa dari Universitas
Kanjuruhan, Malang. Aparat kepolisian meminta sebelum acara digelar,
seluruh peserta dan panitia akan dikumpulkan lebih dulu.
"Sejauh
ini lokasi diklatsar sering dijadikan rujukan para pecinta alam. Jika
ada lagi kegiatan serupa, nanti harus disiapkan dulu. Dan kami akan
mengumpulkan semuanya agar kejadian ini tidak terulang," tambah Kapolsek
Pagak AKP Farid Fathoni saat berada di lokasi mendampingi Sukiat