Catur Minim Perhatian KONI Bangkalan
Selasa, 14 Januari 2014 17:36:57 - oleh : husen

Catur Minim Perhatian KONI Bangkalan

KABARSURAMADU.COM, BANGKALAN-Siapa yang menyangka, kabupaten Bangkalan mampu menelorkan atlet berprestasi di cabang olahraga (cabor) catur. Permainan yang indentik dengan mengasah otak dan mengatur strategi ini, bisa dikuasai dengan mudah oleh atlet asal Bangkalan. Tidak tanggung-tanggung Bangkalan mampu berprestasi di kancah nasional bahkan sampai internasional.

Semua prestasi ini tidak terlepas, dari tangan dingin Muhamad Taha (75 tahun) warga jalan raya Salak Perumnas kecamatan Kamal. Dengan bimbingan dan asuhannya, Taha sapaan akrab bapak empat anak ini, mampu mencetak pecatur handal dari Kota Salak.

Diantaranya Erwin anak keduanya mampu meraih gelar Juara Dunia tingkat junior di negara Portorico pada tahun 1989. Disusul anak bungsunya Oktalia Anugraeni yang menyabet juara antar mahasiswa se-Jawa Timur.

"Selain anak saya, ada 3 pencatur muda yang saya bina diantaranya Ameliasih (11 tahun) dan Nova Oktavia (8). Dua bersaudara yang masih tetangga saya ini, merupakan Master Nasional Wanita kategori usia 10 tahun dan 8 tahun. Ameliasih baru saja menjuarai Bupati Cup di Pamekasan pada 28-29 Desember 2013 dan Bupati Cup di Sampang pada 5 Januari 2014," terang Taha di kediamannya.

Namun sayang, lanjut Taha, selama 37 tahun ia melatih atlet Catur, tidak ada perhatian yang serius dari KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Bangkalan. Wajar jika selama ini atlet binaannya diambil Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) dari kabupaten lain, salah satunya Pemkot Surabaya.

"Bukannya saya mengharap anggaran pembinaan, tapi sepatutnya atlet yang mampu mengharumkan nama Bangkalan seharusnya diperhatikan," ucapnya.

Sementara itu Sekretaris Percasi Kabupaten Bangkalan, Abdul Karim, membenarkan bahwa selama ini belum ada perhatian yang serius dari KONI Bangkalan selaku induk olahraga. Alasannya anggaran KONI banyak terserap ke cabang olahraga sepak bola, yakni untuk membiaya kesebelasan Perseba Bangkalan.

"Ini kan pilih kasih, masak tujuan kita sama untuk mengharumkan nama Bangkalan dengan merebut juara, tapi kita malah dianak tirikan, bayangkan Perseba di gelontor 400 juta, kita yang mengikuti lomba di Pamekasan dan Sampang hanya dikasih pinjaman Mobil," cetusnya.


Dan yang sangat disesalkan, lanjut Karim, meski atlet PERCASI mampu menyabet juara Bupati Cup di Pamekasan dan Sampang. Tidak ada kata terima kasih dari pengurus KONI kepada para atlet. Kalau seperti itu apakah masih pantas di sebut Komite Olahraga.(sen)

 

| More

Berita "Olahraga" Lainnya