PTPN X Bertekad Terus Tambah Lahan Tebu
KABARSURAMADU.COM, BANGKALAN-Untuk meningkatkan produksi gula nasional, PTPN X terus melakukan perluasan lahan tebu di empat kabupaten di pulau Madura. Hal ini mengingat, banyaknya lahan tidur (lahan tak tergarap) yang tersebar di 4 kebupaten, diantaranya kabupaten Sumenep, Pamekasan, Sampang dan Bangkalan.
"Madura mempunyai potensi untuk bercocok tanam tebu, sehingga nantinya selain dikenal sebagai pulau garam, Madura juga terkenal dengan pulau gula," ujar manajer tanaman tebu wilayah Madura, Agus Min Handoko, di sela-sela penyuluhan kepada kelompok tani di kampung Pejaten, Desa Keleyan Kecamatan Socah Bangkalan.
Selama 3 tahun beroperasi di Madura, lanjut Agus, luas lahan tebu terus mengalami peningkatan. Kalau sebelumnya luas lahan tebu di Madura seluas 875 hektar, pada tahun ini meningkat 500 hektar. Sehingga luas wilayah lahan tebu yang tersebar di 4 kabupaten di Madura seluar 1400 hektar.
"Ini menujukkan animo masyarakat Madura untuk bercocok tanam tebu sangat tinggi," ucapnya.
Dikatakan Agus, jika dilihat dari analisa bisnis, bercocok tanam tebu sangat menguntungkan. Kalau jenis tanaman lain, 1 kali investasi untuk satu musin, sedangkan tebu 1 kali investasi bisa untuk 4 sampai 5 kali musim.
"Jadi bertanam tebu sangat mudah, karena satu kali taman bisa 4 sampai 5 kali panen," jelasnya.
Sedangkan untuk mengamankan harga tebu, sambung Agus, petani tidak perlu khawatir. Karena petani tebu dilindungi UU No. 527 tentang perlindungan hukum komoditas gula dan UU No. 528 tentang stabilitas harga gula.
"Harga talangan gula berkisar Rp. 8100 sampai Rp. 9000 perkilonya, tergantung naik turunnya harga gula di pasaran. Sedangkan untuk harga jual tebu perkwintalnya Rp. 36 ribu," paparnya.
Namun untuk awal produksi tebu di Madura, memang masih kurang maksimal. Karena rata-rata hasil panennya berkisar antara 400-500 kwintal perhektar. Padahal standarnya hasil panen di setiap hektar lahan tebu harus mencapai 750-100 kwintal perhektar.
"Ya maklum, masyarakat masih tahap belajar karena ini baru bagi mereka," katanya.
Sementara itu, asisten manajer wilayah Bangkalan, Lelono, menyatakan Belanda di jaman VOC, sempat menjadi negara miskin. Namun karena bisa melihat peluang tanaman tebu, Belanda bisa menjadi negara kaya raya. Hal itu terbukti dengan berdirinya. 170 pabrik gula di Pulau Jawa.
"Bahkan belanda bisa membangun kota di bawah laut karena gula dari Indonesia," pungkasnya.(sen)