KarSa Panik Euforia Jokowi Landa Jatim
Senin, 22 Juli 2013 11:00:37 - oleh : rusman

KarSa Panik Euforia Jokowi Landa Jatim

KABARSURAMADU.COM, SURABAYA-Di berbagai kesempatan Wakil Gubernur incumbent Saifullah Yusuf (Gus Ipu) selalu mengeluarkan statement membandingkan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo dengan sosok Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi). Saat KarSa menyambangi kantor PW Muhammadiyah Jatim, kembali Gus Ipul membandingkan Palde

Karwo dengan Jokowi. Menurut Gus Ipul, Pakde jauh lebih hebat dari Jokowi. Bahkan Gus Ipul juga menilai Pakde Karwo lebih dekat dengan rakyatnya ketimbang Jokowi. Bagi Gus Ipul, Jokowi hanya hebat di media saja, sementara Pakde riil alias nyata.

Terkait hal itu, pengamat politik dari Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi Kusman menilai, KarSa terutama Gus Ipul sedang panik terhadap euforia Jokowi yang terus meluas dan sangat mungkin juga melanda Jawa Timur.

"Bagi saya persoalan pada statemen Gus Ipul yang tiba-tiba merendahkan Jokowi bukan pada apakah Jokowi lebih baik atau lebih buruk dari Soekarwo, namun hal itu menunjukkan bahwa secara politis pasangan Karsa melihat Jokowi sebagai variabel yang harus mereka antisipasi. Agaknya hal ini menunjukkan bahwa Karsa mulai panik dengan datangnya euforia Jokowi ke Jawa Timur,"beber Airlangga, kemarin (21/7).

Kandidat doktor di Murdoch University, Australia ini melanjutkan, pasangan Bambang DH - Said Abdullah (Bambang-Said) yang diusung PDI Perjuang, saat ini tidak hanya bisa menyolidkan suara PDIP tetapi sudah bermetafosis menjadi fenomena lewat slogan untuk Jawa Timur Baru yang Jempol.

"Bambang-Said ini bukan saja menyolidkan suara internal PDIP. Tapi melanjutkan euforia Jokowi. Kalau suasana eforia ini bisa dijaga, maka tak mustahil pasangan ini bisa mengalahkan incumbent,"terang Airlangga.

Terpisah, Cawagub PDIP, Said Abdullah mengungkapkan keyakinannya bisa mengalahkan incumbent di pilgub kali ini. Menurutnya, konsolidasi internal PDIP sudah sangat matang sehingga roda organisasi sudah bergerak dengan cepat sampai puncaknya tanggal 29 Agustus nanti.

"Kami ini punya mesin politik yang siap digerakkan kapan saja. Roda organisasi partai juga terus bergerak. Jadi kami tak akan bergantung pada nasib orang untuk menang,"pungkas Said, usai bertemu kelompok masyarakat Katholik Surabaya.

Anggota Komisi VIII DPR RI ini hanya berpesan agar proses pilgub ini bisa berjalan dengan jujur adil. Karena itu dia berharap KPU dan Bawaslu melaksanakan tugasnya secara independent dan profesional tanpa pengaruh kekuasaan. Dirinya mengaku kecewa dengan perbedaan kebijakan antara KPU dengan Bawaslu soal alat peraga. Dimana KPU membolehkan alat peraga terpasang sebelum massa kampanye. Tetapi sebaliknya, Bawaslu melarang bahkan menertibkan alat peraga yang terpasang sebelum masa kampanye.

Said juga memberikan apresiasi kepada militansi kader PDIP yang bertekad untuk mempertahankan alat peraga dari penertiban tapi dirinya meminta agar militansi tersebut tidak kebablsan sehingga terjadi kontak fisik.

"Kami terus terang merasa dirugikan dengan penertiban alat peraga Jempol. Tapi kami mengimbau kepada kader agar menahan diri dan menghindari benturan fisik,"ujar politisi asal Madura itu.(rus)

 

| More

Berita "Surabaya" Lainnya