Basecamp Diklatsar UINSA Diberi Police Line
Minggu, 18 Oktober 2015 19:18:33 - oleh : aditya

Basecamp Diklatsar UINSA Diberi Police Line

Dua Mahasiswa Tewas Saat Ikuti Diklatsar PA

Surabaya (kabarsuramadu.com) - Police Line atau garis polisi dipasang membentang dimana lokasi dua mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tewas saat menjalani Pendidikan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Pecinta Alam, Sabtu (17/10/2015) sore.

Korban meninggal saat mengikuti diklatsar atas nama Yudi Akbar Rizky (18), warga Sukolilo Park Regensi Kav 1/16, Kota Surabaya, dan Lutfi Rahmawati (19), beralamatkan di Jalan Barata Jaya Kav 7/41, Kota Surabaya. Sedang korban menjalani perawatan intensif, atas nama Nur Fadilah (19), beralamatkan di Jalan Bulak Banteng, Kota Surabaya.

"Di sini lokasi pos induk, kita pasang police line untuk keperluan penyelidikan," ungkap Kapolsek Pagak AKP Farid Fathoni, Minggu (18/10/2015) siang saat memimpin jalanya olah tempat kejadian perkara di lokasi.

Indentifikasi di TKP, melibatkan langsung Tim Inavis Satuan Reserse dan Kriminal Polres Malang. Petugas, juga menentukan di titik mana Yudi ditemukan tak bernyawa saat di pos induk. "Ini tadi dilakukan olah TKP bersama Tim Identifikasi Polres Malang. Mulai dari pos induk dan tebing merdeka lokasi kegiatan turut disasar tim identifikasi untuk mengungkap penyebab pasti kematian korban," papar Farid.

Dugaan sementara, korban meninggal akibat kelelahan usai mengikuti rangkaian materi diklat.
Sementara itu, Kepala Resort Pemangku Hutan Rejosari, Sukiat menambahkan, garis polisi dipasang dimana letak pos induk berada. Pos induk merupakan tempat semua peserta berkumpul, sebelum melakukan segala kegiatan.

"Pos induk memang harus disini Petak 9C, sudah prosedurnya seperti itu," tambahnya.

Sukiat melanjutkan, dua mahasiswa tewas saat mengikuti Diklatsar berada di area Wana Wisata Sumuran RPH Rejosari, Dusun Bekur, Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. "Diklatsar di sumuran ini sering dipakai mahasiswa para pecinta alam," pungkasnya.

 

Lokasi Diklatsar Rawan Longsor

Wana Wisata Sumuran Resort Pemangkuhan Hutan Rejosari di Dusun Bekur, Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, punya luas lahan sekitar 800 hektar. Lokasi inilah yang kerap dijadikan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) bagi pecinta alam diseluruh Jawa Timur. Seperti apa kondisi alam tempat Diklatsar Mahasiswa UINSA yang merenggut dua nyawa tersebut?

Lokasi Wana Wisata Sumuran, berada di Malang bagian selatan. Dikawasan ini, cukup banyak lembah dan hutan belantara yang masih alami. Termasuk, salah satu medan terbaik bagi penghobi olahraga panjat tebing untuk memacu adrenalin.

Dalam sebulan terakhir, ada empat kegiatan di lokasi Wana Wisata Sumuran. Kepala Resort Pemangkuhan Hutan Rejosari, Sukiat, Minggu (18/10/2015) siang memaparkan, salah satu kegiatan Diklatsar itu berasal dari mahasiswa pecinta alam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya.

Sukiat tidak mengetahui pasti mengapa wilayah kerjanya dengan luas 800 hektare ini dijadikan tempat favorit bagi anggota baru mahasiswa pecinta alam. "Mereka pasti punya alasan dan tujuan sendiri. Yang pasti lokasi diklatsar ini masih alami," terang Sukiat.

Kata dia, pada saat proses perijinan untuk menggunakan wilayah kerjanya, sudah ditekankan agar mematuhi aturan yang diberlakukan. Aturan baku itu salah satunya adalah, tidak sembarangan bermain api dan harus membuka basecamp dan dilarang memanjat tebing karena rawan longsor di Petak 9C.

"Poskonya harus disini (Petak 9C,red). Tebing disini rawan longsor," jelas Sukiat yang sudah menjabat selama lima tahun ini.

Khusus mahasiswa UINSA, lanjunya, ijin kegiatan diklatsar mulai tanggal 14 Oktober 2015 sampai 18 Oktober 2015. Panitia diklatsar mengaku akan menggelar beberapa agenda yang tujuannya untuk pendidikan dan pelatihan dasar.

"Sebenarnya hari ini terakhir, rangkaian kegiatannya ya semacam pendidikan dasar begitu," bebernya.

Secara geografis, lokasi diklatsari UINSA ini dibawa pengawasan RPH Rejosari. Karakteristik medanya adalah, perbukitan yang banyak ditanami pohon jati dan sono. Namun, akibat kemarau panjang tahun ini, suasana disekitar lokasi diklatsar kering.

"Disini banyak tanaman jati, daerahnya berlembah. Kalau kemarau seperti ini juga susah air," tutur Sukiat.

Yang menarik, kegiatan Diklatsar Mapala UINSA ini tidak sendirian dilokasi. Bersamaan, mahasiswa pecinta alam dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Malangkucecwara, juga mengadakan kegiatan yang sama. Beberapa mahasiswa mengaku tengah menggelar Diklat sejak Kamis (14/10/2015), kemarin.

"Ini sudah upacara penutupan. Bagi kami sudah jadi acara tahunan untuk Diklat disini," ucap seorang mahasiswi mengaku panitia dari kegiatan itu.

Karena lokasinya yang masih alami, Pada 23 Oktober 2015 nanti, akan ada Diklat serupa yang diadakan mahasiswa dari Universitas Kanjuruhan, Malang. Aparat kepolisian meminta sebelum acara digelar, seluruh peserta dan panitia akan dikumpulkan lebih dulu.

"Sejauh ini lokasi diklatsar sering dijadikan rujukan para pecinta alam. Jika ada lagi kegiatan serupa, nanti harus disiapkan dulu. Dan kami akan mengumpulkan semuanya agar kejadian ini tidak terulang," tambah Kapolsek Pagak AKP Farid Fathoni saat berada di lokasi mendampingi Sukiat

| More

Berita "Surabaya" Lainnya