Nawardi Khawatir Profesi Petambak Garam Punah Dalam Waktu Dekat
Rabu, 7 Februari 2018 01:40:53 - oleh : eko

Nawardi Khawatir Profesi Petambak Garam Punah Dalam Waktu Dekat

Impor Garam Dinilai Membunuh Petani
Bangkalan, kabarsuramadu.com - anggota DPD RI Ahmad Nawardi mengaku masih cemas dengan kebijakan impor garam. Tuntutan kebutuhan konsumsi dalam negeri yang tidak mampu disuplai produksi lokal, dinilai Nawardi sebuah alasan tanpa bukti untuk meluluskan obsesi kebijakan impor garam.
Kalaupun itu benar, masih menurut Nawardi, bagaimana dengan "propaganda" swasembada garam yang dulu gencar dikampanyekan pemerintah. Program penguatan produksi lokal nampaknya tak sejalan dengan fakta ketergantungan impor garam yang volumenya justru semakin meningkat dari tahun ketahun.
"Nilai impor garam kita, terutama garam industri, sangat besar dan sering. Di tengah kenyataan teritori sebagai negara maritim dengan luas panjang pesisir terbesar, volume impor tidak pernah turun," tukas Nawardi Senin (5/2) siang kemarin, seusai menggelar rapat pendapat bersama sejumlah aktivis organisasi kemahasiswaan di Bangkalan.
Menurutnya, kuota impor garam yang tiap tahun terus merangkak naik menjadi bukti buruknya tata kelola garam nasional. Dalam sepuluh tahun terkahir, pasokan garam luar negeri menurut Nawardi dilakukan berlebihan. Akibatnya, produksi garam nasional lumpuh dan petani-petambak garam ikut dirugikan.
"Bila kita baca, peta garam nasional itu selalu menunjukkan grafik buruk. Mulai dari nilai impor yang terus meningkat, tata kelola garam yang tidak berkemajuan dan efisien, hingga buruknya perusahaan pemerintah dalam produksi dan distribusi," tegas ketua HKTI Jatim itu.
"Masalah garam di Indonesia itu sebenarnya terletak pada tingkat produksi yang kurang, kualitasnya yang buruk, dan harga yang tidak kompetitif. Pemerintah justru memilih impor dengan angka fantastis tanpa mempertimbangkan strategi kelola garam dalam negeri," sesalnya.
Melihat kenyataan itu, Nawardi khawatir bakal ada dampak yang jauh lebih buruk dari sekedar ketergantungan impor garam di masa yang akan datang.
"Saya khawatir, masyarakat indonesia khususnya petani garam akhirnya putus asa dan semakin enggan memproduksi garam. Karena hasil jerih payah mereka akan terbunuh oleh serbuan garam impor. Dan parahnya, bisa dipastikan generasi mereka tidak ada lagi yang mau untuk melanjutkan profesi petambak garam. Karena dinilainya sebuah pekerjaan merugikan dan sia-sia untuk dilakukan," pungkasnya.(krs)

 

 

| More

Berita "Madura" Lainnya