PCNU Bangkalan Lantik 16 Ranting MWC NU Socah
Bangkalan (kabarsuramadu.com) - Sebanyak 16 Ranting NU, se-MWC NU Kecamatan Socah resmi di Lantik oleh Pengurus Cabang NU (PCNU) Kabupaten Bangkalan Minggu (14/9/2014). Pelantikan terhadap 200 pengurus tersebut dilaksanakan di Halaman Rumah Wakil Ketua Tanfid H Abd. Karim, Desa Keleyan Kecamatan Socah Bangkalan.
Dengan dilantiknya 16 ranting dilingkungan MWC NU Kecamatan Socah. Secara otomatis mereka sudah bisa melakukan tugas keorganisasian secara legal formal. Serta menjalankan program-program keagamaan sesuai ajaran Ahlusunnah Waljamaah (Aswaja).
Sekretaris PCNU Kabupaten Bangkalan, KH. Makki Nasir dalam sambutannya menyatakan, pengurus ranting NU yang merupakan ujung tombak di tingkat desa. Harus bisa menangkal faham-faham yang menyesatkan masyarakat. Seperti halnya keberadaan gerakan Negara Islam Irak-Suriyah (ISIS)yang baru-baru ini muncul di indonesia. Merupakan gerakan garis keras yang merusak akidah umat.
"Sebab, bagaimanapun agama islam tidak membenarkan kekerasan dalam bentuk apapun. Karena islam adalah agama perdamaian rahmatalill alamin," ujarnya.
Berdasarkan bukti sejarah, sambung Makki Nasir, NU sebagai organisasi kemasyarakatan, telah mampu memberikan kedamaian serta menjaga persatuan umat.
"Jadi NU menolak secara tegas, faham yang
merubah tatanan NKRI dan Pancasila, sebabkeberadaan NKRI juga tidak terlepas dari peran ulama NU," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua MWC NU, Ustad Hasan Aidid, berharap setelah pentikan ini, seluruh pengurus ranting bisa memegang amanah dan melestarikan amaliyah Aswaja dalam hal nailiyatul ijtimak. Seperti Istigozah, Tahlil dan ceramah agama.
"Kami yakin, apabila amaliyah aswaja diterapkan secara benar, maka faham-faham radikal dan ektrim, akan ditolak oleh masyarakat. Karena tidak membawa perdamaian ummat," tandasnya.
Hal senadapun diungkapkan Wakil Ketua MWC Socah, Haji, Abd. Karim, selain amaliyah keagamaan. MWC juga akan meningkatkan program pendidikan diniyah dimasing-masing Madrash serta mengembangkan perekonomian masyarakat. Seperti pelatihan pengolahan pakan ternak.
"Jadi dengan metode, pelatihan ini bisa membantu masyarakat, kalau biasanya masyarakat mencari rumput pakan sapi, bisa 2 kali sehari. Dengan metode ini, hanya 1 kali untuk 10 hari," pungkasnya. (*)