Sadis, Koki di Australia Mutilasi dan Masak Tubuh Kekasih
Sabtu, 11 Oktober 2014 17:01:42 - oleh : aditya

Sadis, Koki di Australia Mutilasi dan Masak Tubuh Kekasih

Jenazah Mayang Prasetyo ditemukan pada Sabtu kemarin

kabarsuramadu.com - Pria warga Australia bernama Marcus Peter Volke diduga membunuh kekasihnya, seorang warga Indonesia secara sadis. Tidak hanya dibunuh, sang kekasih yang bernama Mayang Prasetyo itu, juga dimutilasi dan bagian tubuhnya dimasak. 

Dilansir dari harian Australia, Couriermail, edisi Senin, 6 Oktober 2014, potongan tubuh Mayang ditemukan polisi di Apartemen DoubleOne 3 yang disewa Volke di daerah Teneriffe, Brisbane pada Sabtu kemarin. Sebagian potongan tubuh diletakkan pelaku di dalam panci yang berada di atas kompor. 

Menurut laporan stasiun televisi Channel 10 pada hari ini, para tetangga di apartemen tersebut merasa terganggu dengan bau tidak sedap yang menyengat sejak Kamis pekan lalu. Mereka juga mendengar ada suara perdebatan sengit antara pasangan kekasih itu, dua pekan lalu. 

Merasa terganggu dengan bau busuk tersebut, manajer apartemen lalu mengetuk pintu unit yang disewa Volke pada akhir pekan lalu. Pria berusia 28 tahun itu menjawab, lalu kabur turun ke bawah melalui jendela.

Dia lalu lari dan berbelok di sebuah jalan dekat apartemen. Volke gagal berlari lebih jauh, karena polisi telah mempersempit ruang gerak. 

Volke lalu bersembunyi di dalam tong sampah. Menyadari posisinya terjepit, pria yang berprofesi sebagai koki itu, lalu bunuh diri dengan menggorok lehernya sendiri. 

Hingga saat ini proses penyelidikan masih terus berlanjut. Menurut informasi yang beredar di media Australia, Mayang merupakan seorang transgender. 

Dari informasi yang diperoleh di akun Facebook pribadinya, Mayang sempat mengenyam pendidikan di Royal Melbourne Institute Technology (RMIT). Namun, polisi enggan merinci hasil awal penyelidikan sementara. Mereka juga tidak membenarkan adanya potongan tubuh korban yang ditemukan di panci di atas kompor. 

"Kami masih terus melakukan penyelidikan hingga saat ini," ujar seorang petugas polisi. 

Terkejut

Sementara, ibu pelaku, Dorothy Volke, pada Minggu kemarin mengatakan dia baru saja berkomunikasi dengan putranya satu pekan lalu dan dia terlihat bahagia. 

"Dia berencana akan kembali pada Natal nanti. Semuanya normal dan baik-baik saja," kata Dorothy.

Dia menambahkan, putranya baru saja kembali ke Negeri Kanguru setelah berkeliling ke beberapa negara di atas kapal pesiar. Dorothy menyebut putranya berkenalan dengan Mayang di kapal pesiar itu. Keduanya bekerja sebagai koki. 

"Mereka belum berada di Brisbane untuk waktu yang lama. Baru beberapa bulan saja. Mereka mencoba untuk tinggal bersama. Saya tidak tahu apa yang terjadi, karena sudah tidak bertemu dengan dia selama 1,5 tahun," papar Dorothy. 

Dia mengaku tidak percaya putranya dapat melakukan hal seperti itu. 

"Dia tipikal anak yang rela melakukan apa saja untuk Anda. Ini terasa tidak nyata bagi saya," kata dia. 

Menurut keterangan polisi yang disampaikan kepada Dorothy, mereka masih terus mengidentifikasi jenazah putranya dengan rekam medis gigi dan hasil autopsi.
Polisi Brisbane membawa tong sampah berisi jenazah Marcus Peter Volke
polisi Australia sedang meng-evakuasi potongan-potongan tubuh Mayang yang berceceran di sekitar rumahnya

Suami Mayang Prasetyo, Marcus Peter Volke, mengaku pernah menjalani perawatan di rumah sakit di Brisbane, karena dilukai oleh istrinya. Peristiwa itu terjadi pada pekan lalu. 

Harian Australia, Courier Mail, edisi Selasa 7 Oktober 2014, melansir keterangan para tetangga yang tinggal di Apartemen DoubleOne 3, Teneriffe, Brisbane yang disewa Volke. Mereka berkisah pada Kamis malam, 2 Oktober 2014, Volke mendekati mereka yang sedang mengajak jalan-jalan anjing peliharaan. 

Koki berusia 28 tahun itu meminjam ponsel salah satu tetangga, karena dia meninggalkan kunci apartemen di unitnya. Volke mengatakan, dia baru saja kembali dari rumah sakit.

"Dia terlihat begitu gugup. Cara dia berbicara begitu terbata-bata dan dia kerap menggaruk kepalanya berkali-kali. Dia kemudian terlihat mondar mandir di area foyer dan banyak berbicara dengan orang yang diteleponnya melalui ponsel," kata salah satu tetangga.

Sementara itu, di waktu yang sama, keduanya terdengar sempat bertengkar. Itu merupakan kali terakhir, para tetangga melihat Mayang masih hidup. 

"Saya mendengar pertengkaran dari dalam unit apartemen mereka. Saya kira mereka bersitegang. Tetapi, salah satu di antara mereka terdengar begitu marah kepada orang lain," kata tetangga itu. 

Sedangkan tetangga lainnya, mendengar salah satu di antara mereka terdengar berteriak untuk membersihkan sesuatu. Keduanya, kata tetangga itu memang berbicara dalam bahasa Inggris. 

"Namun, sulit mengetahui apa yang sebenarnya mereka katakan karena aksen mereka," tambah tetangga itu. 

Hingga saat ini, polisi masih menelusuri latar belakang Volke. Namun, sejauh ini masih belum ditemukan catatan kriminal, atau sejarah dia pernah mengalami penyakit kelainan jiwa.

Tidak ada pula narkoba yang ditemukan di unit tempat mereka bermukim selama tiga minggu terakhir. 

Pria pendiam

Para tetangga di apartemen, mengenal Volke sebagai sosok yang pendiam dan dingin. Menurut salah seorang tetangga, Hamish Guinn, kali pertama dia bertemu pasangan tersebut pada bulan lalu. Saat itu, Guinn diundang untuk melihat anjing mereka.

"Pria itu membuka pintu dan tidak mengatakan apa pun kepada saya. Auranya begitu aneh. Dia tersenyum menyeramkan kepada kami, sedangkan Mayang berusaha untuk membujuk kami masuk ke unit mereka," kata Guinn. 

Merasa ada sesuatu yang aneh, lanjut Guinn, dia menolak tawaran itu. 

Beberapa teman Mayang dari Indonesia yang berhasil dihubungi Courier Mail menyebut, pasangan itu telah menikah di Eropa, usai bertemu di sebuah kapal pesiar.

Sementara itu, seorang teman yang tidak ingin disebut namanya mengaku Mayang kini tengah mengajukan visa partner, agar bisa menetap di Australia bersama Volke.

"Kami begitu dekat sebelumnya. Namun, ketika Volke hadir dalam kehidupannya, Mayang tidak pernah mau banyak bercerita mengenai hubungannya itu," kata teman Mayang itu. 

Dia menambahkan, Volke merupakan pria yang sangat pendiam. Sangat sulit untuk membuka percakapan dengan dia. 

"Dia begitu dingin. Saya tidak pernah bertemu dengan seseorang seperti itu sebelumnya. Sedangkan Mayang, merupakan sosok yang ceria dan mudah bergaul. Namun, dia juga bisa bersikap temperamental. Contohnya. ketika dia sedang marah, dia bisa juga meledak," kata dia. 

Volke ditemukan tewas bunuh diri di dalam tong sampah yang tidak jauh berlokasi dari apartemennya. Dia diduga kabur, ketika polisi mendatangi unit apartemennya untuk mengecek bau busuh yang menyengat dan berasal dari dalam unit yang dia sewa. 

Ternyata polisi menemukan jenazah Mayang yang telah dimutilasi. Sebagian anggota tubuh Mayang teronggok di dalam panci di atas kompor

Mayang Prasetyo, seorang warga negara Indonesia dibunuh secara sadis oleh suaminya, Marcus Peter Volke di Australia
Mayang Prasetyo, seorang warga negara Indonesia dibunuh secara sadis oleh suaminya, Marcus Peter Volke di Australia

Mayang Prasetyo

 

| More

Berita "Hukum dan Kriminal" Lainnya