Jokowi Diragukan Bisa Ungkap Kasus Munir
JAKARTA - Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (KASUM)
memperingati 10 tahun tragedi pembunuhan terhadap aktivis HAM, Munir.
Mereka dengan lantang mendesak pemerintahan baru untuk menyelesaikan
kasus pembunuhan Munir.
Hanya saja, ada keraguan duet Joko
Widodo-Jusuf Kalla bisa mengungkap motif kematian Munir, karena keduanya
dinilai belum klop dalam memandang kasus Munir. JK, misalnya, sempat
menyatakan bahwa kasus Munir sudah "tutup buku".
"Selama 10 tahun kasus Munir tidak terpecahkan dan kami membantah pernyataan JK yang selalu pragmatis, missleading,
dan menyesatkan," kata anggota Komisi Antar-Pemerintah ASEAN untuk Hak
Asasi Manusia (AIHRC), Rafendi Djamin, dalam diskusi di Jalan RP.
Soeroso, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/9/2014).
Rafendi
kemudian menirukan ucapan JK yang mengatakan bahwa kasus Munir sudah
selesai karena pelaku telah dituntut. Mantan Wakil Presiden SBY itu,
lanjut dia, juga sempat meminta semua orang untuk kembali menatap ke
depan.
"Dia (JK) adalah pasangan terpilih Jokowi, kekompakannya
harus selesai dulu. Mumpung belum dilantik, itu harus sudah solid (dalam
memandang kasus Munir)," tegasnya.
Kasus Munir, lanjutnya, akan
kembali menemui jalan buntu jika kesepahaman dua orang di pucuk pimpinan
belum disatukan. Terlebih kasus Munir berhubungan dengan banyak
kepentingan di ranah politik.
"Kalau menuntut Jokowi berani,
problemnya keberanian harus dari sistem kerja, kalau wakilnya seperti
itu, bagaimana menyelesaikannya?" Tandasnya