Jelang Putusan Pengadilan, Pendukung Fuad Amin Unjuk Kekuatan
Kamis, 8 Oktober 2015 11:59:11 - oleh : aditya

Jelang Putusan Pengadilan, Pendukung Fuad Amin Unjuk Kekuatan


Bangkalan (kabarsuramadu.com) - Meski sedang menduduki kursi terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, namun mantan Bupati Bangkalan sekaligus Ketua DPRD Bangkalan, Fuad Amin Imron (FAI) tidak kehilangan pendukung.

Para pendukung FAI itu, kemarin (7/10) unjuk kekuatan. Massa pendukung FAI itu terdiri atas berbagai elemen masyarakat, antara lain kiai kampung, santri, tokoh pemuda, kepala desa (kades), serta blater (jagoan, red).

Massa yang jumlahnya, tak lebih dari seratus orang itu, menggelar aksi damai ke gedung Pengadilan Negeri (PN) Bangkalan. Di sana mereka berdoa bersama untuk menguatkan mental FAI yang sedang menjalani proses hukum di Pengadilan Tipikor Jakarta.

Tak sekadar berdoa bersama, simpatisan FAI itu juga membeber berbagai poster bertuliskan aspirasi serta isi hati mereka. Antara lain bertuliskan, "We Love Ra Fuad", "RKH Fuad Amin Imron Figur perekat para alim ulama dan masyarakat blater Madura, mohon Pengadilan Tipikor Jakarta memutus perkaranya dengan seadil adilnya dan seringan-ringannya".

Ada juga yang bertuliskan, "Para kiai kampung dan santri se-Kab. Bangkalan merindukan dan sangat mengharap bimbingan langsung Ra Fuad untuk syiar Islam di Kabupaten Bangkalan Madura." Mereka pampang pula foto-foto FAI.

Massa tersebut awalnya berkumpul di Stadion Gelora Bangkalan (SGB), kemudian berjalan kaki ramai-ramai menuju gedung PN Bangkalan, sembari melantunkan salawat sepanjang perjalanan.

Mahari Andriansyah, selaku korlap aksi, mengatakan, "kami datang ke sini bukan demo yang harus adu otot dengan aparat kepolisian, tetapi kami datang ke sini hanya untuk mendoakan orang tua kami yaitu RKH Fuad Amin Imron, yang saat ini sedang menjalani proses hukum."

Dia menambahkan, mendoakan FAI yang sedang menjadi terdakwa tindak pidana korupsi itu, adalah kewajiban mereka. "Karena kontribusi beliau (FAI) sudah sangat jelas dan nyata, baik kepada Bangkalan maupun masyarakat Bangkalan," tuturnya.

"Terutama berkaitan dengan meningkatnya pelayanan RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu, dan kini sudah bisa dirasakan oleh masyarakat bangkalan," imbuhnya.

Sementara, selain itu salah satu perwakilan kades se-Bangakalan, Khoirul Anam, Kades Pesangrahan, Kecamatan Kwanyar menyatakan, "Beliau adalah bapak pembangunan di Kabupaten Bangkalan."

"Kontribusi Beliau sangat besar terhadap Bangkalan, buktinya adanya SGB yang rumputnya terbaik nomor tiga se-Asia. Ini berkat beliau dan adanya Wisata Religi Martajesah, yang saat ini sudah sanagat nyaman," sambung Khoirul.

"Beliau juga sebagai tokoh pemecah masalah dalam hal apapun. Beliau sangat mampu dan lihai dalam meredam masalah, sehingga situasi poltik dibangkalan aman dan tenteram. Buktinya beliau sudah mampu memecahkan masalah pada tragedi Sambas. Itu hanya beliaulah yang mampu memecahkan masalah," pungkas Khoirul.

Dari kalangan pemuda dan LSM, Jayus angkat bicara. "RKH Fuad Amin adalah korban dari manuver politik oknum yang ingin menjerumuskan beliau," sergahnya

Gerakan yang massif itu, ternyata juga mendapatkan dukungan kalangan ulama. KH Hamim Afaq berujar,"mohon dengan sangat kepada bapak hakim disidang tipikor untuk memberikan putusan yang seringan-ringanya, atas nama kiai kampung memohon dengan sangat agar dipertimbangkan."
Sambung KH Hamim Afaq, "Karena budi pekerti beliau sudah memberikan kesejahteraan kepada masyarakat desa dan kiai serta santri terutama dalam hal pembangunan."
Humas PN Bangakalan, Danang Sutaryo, merespon aksi damai itu dengan menemui massa di luar gedung PN Bangkalan. "Aspirasi yang sudah disampaikan, sudah kami terima, dan akan kami sampaikan keapada hakim di Pengadilan Tipikor Jakarta."

"Nanti akan kami kirim via email melalu Kejati (Kejaksaan Tinggi) dan kejagung (Kejaksaan Agung). Biarkan hukum yang berbicara: jika sudah ada putusan, salah satu pihak belum puas maka berhak mengadukan banding. Dan jika banding belum puas, maka ada yang namanya kasasi," ujarmya.(dit)

 

 

| More

Berita "Madura" Lainnya