Mulai mewabah, 22 Puskesmas dan RSUD Dipenuhi Pasien DBD
Jum`at, 30 Januari 2015 20:29:27 - oleh : aditya

Mulai mewabah, 22 Puskesmas dan RSUD Dipenuhi Pasien DBD

 

bangkalan, kabarsuramadu.com - MEMASUKI akhir pekan keempat Januari 2015 saat ini, intensitas serangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bangkalan terasa kian menggetirkan. Betapa tidak, hampir sebagian besar sal anak di Irna E dan setiap kamar gedung paviliun Kartini RSUD Syarifah Ambami Ratoh Ebuh (Syamrabu) kini nyaris dipenuhi oleh pendeita DBD yang menjalani rawat inap.
Sementara di lini kecamatan, warga suspect (gejala) dan terjangkit virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegipthy itu, juga mendominir seluruh kamar rawat inap di 22 Puskesmas yang tersebar di 18 kecamatan.
"Berdasar laporan dan data yang kami terima dari petugas Dinas Kesehatan di Kecamatan, sebagian besar ruang rawat inap di 22 Puskesmas yang ada, memang dipenuhi oleh pasien DBD. Umumnya anak-anak," Kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan, dr Nur Aida Rachmawati,M.Kes Jumat (30/1) kemarin, di ruang kerjanya.
Tak kalah membuldaknya adalah pasien penghuni DBD yang menjalani rawat inap di Irna E dan setiap kamar gedung paviliun Kartini RSUD Syamrabu. Utamanya di gedung berlantai tiga Irna E, pasien DBD, utamanya juga anak-anak, tampak berdesak-desakan disetiap sal ( ruang ) yang ada. Setiap sal yang bisanya dihuni tidak lebih dari tiga sampai enam pasien, kini terpaksa dihuni tujuh hingga sembilan tempat tidur.
Bahkan pada awal pekan ketiga Januari lalu, belasan pasien sempat di rawat di setiap lorong Irna E, lantaran semua ruang tak mampu lagi menampung kian bejubelnya pasien DBD. Tidak hanya itu, sejumlah pasien suspect DBD, pada kisaran Senin s/d Rabu (28/1) lalu, terpaksa harus dilarikan ke sejumlah rumah sakit di Surabaya, lantaran tak kebagian tempat lagi di RSUD Syamrabu.
"Setelah hasil lab anak saya Amira (2 tahun) dinyatakan positif DBD, terpaksa saya bawa ke RS-PHC Surabaya karena di RSUD Syamrabu tidak kebagian tempat lagi," kata Hasta Maetrawan Togi (29), warga kompleks perumahan Pangeranan Asri, Kecamatan Bangkalan Kota.
Di ruang Safir 6 lantai tiga RS-PHC tempat anak Yogi dirawat, ternyata juga ada tiga pasien DBD lain yang juga menjalani rawat inap. Ketiganya juga penderita DBD asal Kelurahan Bancaran, Kelurahan Demangan dan Kelurahan Pejagan, Kecamatan Bangkalan Kota. "Pokoknya saya amati banyak pasien DBD asal Bangkalan yang dirawat di RS-PHC ini," tandas Yulia (25), istri Yogi.
Bisa jadi, selain di RS-PHC, ada pula sederet penderita DBD asal Bangkalan yang juga dilarikan dan menjalani rawat inap di sejumlah rumah sakit lainnya di Kota Surabaya. Maklum, untuk membawa penderita ke rumah sakit di Kota Pahlawan, rata-ratya hanya butuh waktu sekitar 45 menit s/d 1 jam, menyusul adanya Jembatan Suramadu.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes ) Bangkalan, dr Nur Aida Rachmawati,M.Kes, membenarkan bahwa intensitas serangan DBD di Kabupaten Bangkalan saat ini tengah mencapai puncak kegarangannya. Bahkan secara kuantitatif, jumlah penderita DBD pada periode yang sama ( antara Desember s/d Januari) jauh lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.
" Ini terjadi karena tahun ini intensitas serangan DBD masuk pada siklus lima tahunan. Artinya, setiap lima tahun sekali, intensitas seragangan DBD memang jadi berlipat ganda," tegas Nur Aida.
Sebelumnya, ketika serangan DBD masuk siklus lima tahunan pada tahun 2010 lalu, jumlah pasien DBD pada periode yang sama, menurut Nur Aida, pernah mencapai 700 lebih. Apakah intensitas serangan DBD saat ini secara kuantitatif juga mencapai angka setara itu, Nur Aida belum bisa memastikan. Pasalnya, untuk sementara belum ada laporan angka yang valid baik dari 22 Puskesmas maupun RSUD Syamrabu.
Terakhir, Nur Aida untuk kesekian kalinya wanti-wanti, agar seluruh warga yang tersebar di 281 Desa dan Kelurahan di 18 Kecamatan, harus secepatnya melakukan tindakan preventif secara serentak. Tujuannya agar intensitas serangan SBD tidak semakin meluas.
Caranya, setiap warga harus rajin melakukan kegiatan 3M-plus, yakni menguras dan menutup rtapay semua bak penampungan air, serta mengubur semua barang bekas yang bisa ditempati genangan air jernih. Selain itu, menempatkan ikan pemakan jentik dan abate di setiap bak kamar mandi, serta penggunaan obat pembasmi nyamuk, juga merupakan tindak pencegahan yang dianjurkan. "Khusus perkampungan yang sebagian penduduknya positif terjangkit virus dengue (DBD-Red) yang harus di voging ( pengasapan-Red)," punkas Nur Aida. (Ras)

 

| More

Berita "Madura" Lainnya