DKJT Gelar Festival Suramadu dan Palawija
Sabtu, 13 Desember 2014 18:54:36 - oleh : aditya

DKJT Gelar Festival Suramadu dan Palawija

Bangkalan - Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) bekerjasama dengan Dewan Kesenian Bangkalan (DKB) menggelar Festival Suramadu dan Palawija di Kabupaten Bangkalan. Festival yang berlangsung selama 2 (dua) hari ini akan menampilkan pagelaran seni dan budaya yang ada di Pulau Madura (Sumenep, Pamekasan, Sampang dan Bangkalan) serta festival kuliner berbahan palawija yang dimilikinya.

Istilah Suramadu sendiri diambil sebagai simbol daerah pesisir. "Kesenian dan budaya serta jajanan kuliner yang berkembang di masyarakat pesisir seperti di madura ini memiliki ciri khas yang berbeda dengan daerah lain," ujar Nazar, Ketua pelaksana Festival Suramadu dan palawijaya.

Selain itu potensi maritim atau kelautan yang dimiliki daerah ini (Madura red.) Sudah saatnya dikembangkan kembali secara optimal. "Bangkalan kami pilih sebagai representasi perwakilan budaya Madura," jelas Nazar.

Makanan palawija atau hasil pertanian merupakan potensi tersendiri selain maritim. "Dua potensi (agraria dan maritim red.) merupakan potensi yang sudah lama dilupakan ditengah kemajuan teknologi serta perkembangan peradaban manusia modern saat ini," cetus Nazar.

Selain pagelaran seni budaya dan kuliner palawija, juga akan digelar Seminar Bertema Potensi maritim sebagai kekuatan Nusantara sebagai rangkaian festival suramadu dan palawijaya ini.

Acara yang dibuka oleh Wakil Bupati Bangkalan, Ir. H. Mondir Rofii, Sabtu (13/12/2014) ini berlangsung di Pendopo II Raden Pratanu, Sekretariat kabupaten Bangkalan. Dalam sambutannya Mondir mengingatkan kepada seluruh elemen pembangunan di Madura untuk mengingat kembali pentingnya potensi maritim yang dimiliki pulau ini. "Potensi maritim dan agraris merupakan dua kekuatan Bangsa ini yang belum dikembangkan secara optimal," kata Mondir Rofii. Padahal 70% wilayah indonesia terdiri dari laut. "Dan hanya 30% saja yang berupa daratan. Jadi bila potensi laut tidak dikembangkan dengan optimal, maka kita akan kehilangan banyak sumber daya alam yang kita miliki," ujarnya.

Segala hal yang terkait dengan kehidupan ini bersumber pada kebudayaan. "Hal-hal lain seperti ekonomi, teknologi dan sebagainya hanya mengikuti peradaban budaya ini," urai Mondir.

Festival Suramadu dan palawijaya dibuka dengan tarian topeng Patengteng Kecamatan Modung yang hampir punah. Para penari yang tampil merupakan generasi terakhir seni tari topeng patengteng. Usia topengnya sendiri sudah berumur ratusan tahun dan berunsur magis. Penari yang memakai topeng patengteng akan menari diluar kesadaran mereka. Wabup meminta agar Dewan kesenian Bangkalan untuk berupaya melestarikan kesenian topeng Patengteng yang biasanya ditarikan untuk tolak balak dan meminta hujan agar tidak punah.

Festival dibuka Wakil Bupati Bangkalan dengan memukul gong sebagai tanda dimulainya festival suramadu dan palawija. (dit)

| More

Berita "Peristiwa" Lainnya